Kudungga Pernah Menyelenggarakan Upacara Berikut Untuk Masuk Hindu Yaitu
Kerajaan kutai martadipura terdapat salah satu kerajaan yang menganut agama hindu di indonesia yaitu kerajaan kutai martadipura.
Kudungga pernah menyelenggarakan upacara berikut untuk masuk hindu yaitu. Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan kerajaan kutai. Dengan kata lain sampai dimana ditemukan tapak kaki kuda maka sampai disitulan batas kerajaan kutai. Upacara upacara ini pernah dilakukan di india pada masa pemerintahan raja samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Masyarakat kutai sebelumnya tidak mengenal kasta.
Agama ini meliputi berbagai aliran di antaranya saiwa waisnawa dan sakta serta suatu pandangan luas akan hukum dan aturan tentang moralitas sehari hari yang berdasar pada karma darma dan norma kemasyarakatan. Kerajaan kutai diperkirakan berdiri pada abad ke 5 masehi ini dibuktikan dengan ditemukannya 7 buah yupa prasasti berupa tiang batu yang ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa sansekerta yang berasal dari india yang sudah mengenal hindu. Terdapat beberapa peninggalan yang menjadi bukti sejarah dari adanya kerajaan kutai yang berdiri sekitar abad ke 4 yaitu ditemukannya beberapa buah prasasti yupa. Upacara tersebut juga pernah dilakukan oleh masyarakat india pada masa pemerintahan raja samudragupta.
Upacara upacara ini pernah dilakukan di india pada masa pemerintahan raja samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Berdasarkan nama yang disandangnya kerajaan kutai yang bercorak hindu berawal dari masa pemerintahan aswawarman. Raja kudungga ialah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai dapat kita lihat nama raja tersebut masih menggunakan nama lokal sehingga para ahli berpendapat bahwa pada masa pemerintahan raja kudungga pengaruh hindu baru masuk ke wilayahnya. Terbukti dengan dilakukannya upacara asmawedha pada masa itu.
Nah berikut ini beberapa raja yang pernah memerintah kerajaan kutai sebagai berikut. Pendiri dari kerjaan kutai yaitu raja kudungga. Selain itu raja kudungga ini juga mendapat sebutan sebagai dewa ansuman atau dewa matahari. Pemberian nama tersebut diberikan pada upacara penobatan raja secara agama hindu.
Keluarga kudungga pernah juga melakukan upacara untuk penyucian diri sebagai syarat untuk masuk pada kasta ksatria yang bernama vratyastoma. Raja tersebut mendapat gelar wangsakerta yang artinya seorang pembentuk keluarga raja. Namun setelah agama hindu masuk mulailah pengaruh kasta terasa dalam lapisan masyarakat. Saat pemerintahannya ia memperluas wilayah kerajaan kutai.
Yupa mempunyai 3 fungsi utama yaitu sebagai prasasti tiang pengikat hewan untuk upacara korban. Buktinya saat raja kudungga mengadakan upacara vrayastoma yaitu upacara penyucian diri untuk masuk pada kasta kesatria sesuai kedudukanya sebagai keluarga raja. Dengan kata lain sampai dimana ditemukan tapak kaki kuda maka sampai disitulan batas kerajaan kutai. Sebab kerajaan ini diprediksi sudah berdiri sejak abad ke 5 m atau kurang lebih sekitar 400 m.
Pada acara itu dilakukan juga sebuah pelepasan kuda yaitu untuk menentukan batas kekuasaan kerajaan kutai.